Novel ini lahir dari rasa kecewa Ana Nadhya Abrar setelah membaca buku A Fanding Dream : The Story of Roeslan Abdulgani and Indonesia. buku itu, menurut Abrar, tidak menggambarkan secara lengkap pergulatan Roeslan dengan nasibnya; sebagai perwujudan mikroskopis sejarah yang utuh jkerinduan Abrar akan konfirmasi terhadap beberapa selentingan mengenai Roeslan Abdulgani tidak terpuaskan.""