
Ini kisah tentang Acha, Memiliki nama Panjang Natasha Kay Loovi. gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari. Ini juga kisah tentang Iqbal. Jangan tanya nama panjangnya siapa, Nanti kalian jatuh cinta. Pria berhati dingin dengan hidup monotonnya.

Ada masanya kita hanya butuh diam. Tidak bicara apapun, tidak bicara pada siapapun. Cukup direnungkan dalam-dalam, kemudian kita akhirnya paham banyak hal. Pun ada masanya, saat membaca buku, melihat kembali kutipan-kutipan lama, direnungkan, kita bisa menemukan banyak hal yang mengembalikan pemahaman terbaiknya.

Jatuh cinta adalah salah satu anugrah terbaik. Cinta memberi kita kesempatan untuk memahami banyak hal. Cinta juga menjadikan kita lebih dewasa, lebih berani, dan bertanggung jawab. Cinta pula yang menjadikan manusia sebagai manusia.

Aurora cinta pertama... Aku sudah berusaha mengikhlaskanmu. Namun, akhirnya memang, masih kamu sosok yang kuyakini akan menjadi jodohku nanti. Ya, aku masih berharap kamulah yang menjadi pasanganku, meski sudah bertahun-tahun lamanya kita tak bertemu. Keyakinanku kepadamu tak pernah pudar, Fatwa hatiku masih tetap sama.

Andai bisa sesederhana itu, aku tidak akan pernah mencintaimu sejak awal. Aku tidak akan mengambil resiko, mngorbankan perasaanku. Namun semua ini di luar kendaliku. Cinta pertama seorang perempuan yang di dapat dari laki-laki adalah dari ayahnya. Dan cinta pertama itu, telah mematahkan hatiku. yahaku sendiri membuatku berhenti percaya dengan yang namanya cinta.

Novel ini bagus banget, Lucu dan romantis. Penulisnya ganteng pula, baik hati jdan rajin menabung. dan Calon menantu Idaman

Percaya deh, ini orang yang pingin banget kamu temuin sekarang juga. Dia kocak, cool, ganteng, humble ke semua orang, selalu ceria di depan teman-temannya. apa lagi ya? Apapun deh yang paling gemay dan bikin pengin cubit pipi, ada di sosok athlas.

Hirata menulis novel Orang-Orang Biasa antara lain karena kekecewaan yang besar dan kegagalannya memperjuangkan seorang anak miskin yang pintar untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu. Meski telah diterima di Fakultas kedokteran tersebut, anak itu tak dapat kuliah karena ketika itu tak mampu membayar uang muka.

Namanya Ali, 15 tahun, kelas sepuluh. Jika saja orang tuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya, semua membosankan baginya.

Namanya seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh, dan dia salah satu teman baikku. Dia sama seperti remaja yang lain, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.